TIDAK banyak orang non-Yahudi yang bisa hidup di Hollywood. Mel Gibson, katanya, adalah pengecualian. Suatu kali, Joe Eszterhas menulis di The Sun bahwa Mel urung membuat film The Maccabees adalah karena kebencian Mel pada kaum Yahudi. “Akhirnya saya menyimpulkan bahwa alasan Anda tidak menggarap film The Maccabees adalah alasan paling buruk yang pernah ada. Anda benci Yahudi,” tulis Joe .
Mel dengan Yahudi adalah cerita lama. Pada tahun 2006, ada satu insiden yang tak mungkin dilupakan oleh Mel. Ketika ia ditangkap oleh polisi Los Angeles karena mengebut mobil dalam kondisi mabuk, Mel berkata, “Semua orang Yahudi harus bertanggungjawab terhadap seluruh peperangan yang terjadi di muka bumi!”
James Mee, sang polisi tersebut, terkejut bukan kepalang mendengar ucapan Mel. Di Amerika, perkataan seperti ini adalah tabu luar biasa. Malah Mel berkata lagi, “Are you a Jew?”
Itu adalah tirai pertama yang terbuka betapa bencinya Mel kepada Yahudi. Lihatlah film-film Mel. Salah satunya adalah “The Passion of Christ”. Dalam film yang mengisahkan kehidupan Yesus sebelum disalib itu, Mel dengan tegas ingin mengatakan bahwa kaum Yahudilah yang sesungguhnya berada di balik penyaliban dan kesengsaraan Yesus. Film ini mendapat kecaman dan juga pujian di seluruh dunia.
Yang memuji menyatakan bahwa Mel telah sangat berhasil memotret kesengsaraan Yesus ketika mendapat siksaan dari penguasa Romawi Herodes dan kaki tangannya. Sedangkan yang mengecam, kebanyakan dari kelompok Zionis, menyatakan bahwa Mel menuding kaum Yahudi telah menyiksa Yesus dan secara tegas memperlihatkan sosok Gibson sebagai seorang anti-Semit.
Ayah Mel, Hutton, mendukung sikap anaknya tersebut. Mel bersama Hutton pun mengajak seluruh warga Amerika dan dunia untuk bisa bersikap kritis terhadap perjalanan sejarah dunia yang seluruhnya mereka yakini ada yang mendalanginya.
Kebencian Mel, disebut-sebut memang ada hubungannya dengan ayahnya. Hutton Gibson adalah tradisionalis Katolik. Sudah sejak lama Hutton dianggap banyak mengeluarkan pernyataan kontroversi. Ia pernah menyatakan bahwa Konsili Vatikan II tidak sah karena diatur oleh Mason dan Yahudi. Hutton berpegang pada Tesis Siri.
Karena pandangan Hutton yang secara konsisten sangat kritis terhadap orang-orang Yahudi, dan merupakan pendukung teori konspirasi tentang orang-orang Yahudi dan peran mereka dalam sejarah, Hutton pun tak pelak secara luas dianggap sebagai anti-semit.
Gibson juga berpegang pada klaim bahwa 11 September 2001 serangan teroris tidak dilakukan kebanyakan oleh umat Islam , melainkan dilakukan oleh “remote control” Zionis.
Lantas, berapa lama Mel bisa bertahan di Hollywood dan mengapa ia bisa sukses? tidakkah ada tangan bekerja di balik kesuksesan Mel? Jika Mel sebuah pengecualian, maka Yahudi adalah raja Hollywood.
sumber: zilzaal
Tidak ada komentar:
Posting Komentar